Utusan khusus PBB untuk Myanmar mengunjungi negara itu untuk pertama kalinya pada Selasa, hampir 10 bulan setelah diangkat untuk jabatan tersebut.
Sebuah pernyataan PBB mengatakan Noeleen Heyzer “akan berfokus pada penanganan situasi yang memburuk dan masalah-masalah mendesak,” menyusul seruan terbaru Dewan Keamanan PBB bagi akses kemanusiaan tanpa hambatan dan agar seluruh kekerasan dihentikan segera.
PBB tidak memberi rincian mengenai rencana Heyzer dalam kunjungan ini. Tetapi disebutkan bahwa kunjungan itu dilakukan setelah “konsultasi meluas dengan para pelaku dari seluruh spektrum politik, masyarakat madani serta berbagai kelompok masyarakat yang terdampak konflik yang sedang berlangsung.”
Heyzer tiba sehari setelah pengadilan menyatakan pemimpin tersingkir Aung San Suu Kyi bersalah dalam empat kasus korupsi dan menjatuhinya hukuman penjara enam tahun.
BACA JUGA: Suu Kyi Kembali Dinyatakan Bersalah Atas Sejumlah Tuduhan KorupsiKasus itu melibatkan tuduhan bahwa Suu Kyi menyewakan lahan milik pemerintah dengan harga diskon dan menyalahgunakan dana amal untuk membangun rumah.
Suu Kyi membantah semua dakwaan yang diajukan terhadapnya setelah militer menggulingkan pemerintahnya dan menahannya pada Februari 2021.
Suu Kyi juga dijatuhi hukuman penjara 11 tahun dalam kasus-kasus sebelumnya dan sekarang ini ditahan di sel isolasi di penjara di ibu kota, Naypyitaw.
Partai pimpinan Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menang telak dalam pemilu November 2020 atas Partai Pembangunan dan Solidaritas Persatuan yang didukung militer. Junta mengklaim ada kecurangan pemilu yang meluas sebagai alasan untuk menggulingkan pemerintah sipil dan membatalkan hasil pemilu.
Komisi pemilihan sipil membantah tuduhan kecurangan tersebut sebelum lembaga itu dibubarkan. [uh/ab]