Swedia akan Jajaki Peran Militer dalam Mengakhiri Gelombang Kejahatan

Polisi mengamankan sebuah rumah di mana dinas keamanan Swedia, Sapo, menangkap dua orang atas tuduhan espionase, di kawasan Stockholm, 22 November 2022. (Foto: Fredrik Sandberg/ TT NEWS AGENCY / AFP)

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson, Kamis (28/9), memanggil pemimpin militer negara itu untuk menjajaki peran yang dapat diambil oleh angkatan bersenjata dalam membantu polisi mengatasi gelombang kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu.

Keduanya dijadwalkan bertemu Jumat (29/9).

Seruan kepada militer itu dilakukan setelah dua lelaki ditembak mati di Stockholm dan seorang perempuan tewas akibat ledakan dalam jangka waktu 12 jam. Pihak berwenang mengatakan pembunuhan itu diduga terkait dengan kelompok kejahatan.

BBC melaporkan bahwa lebih dari 60 orang tewas dalam penembakan tahun lalu di Swedia dan bahwa jumlah rekor itu akan lebih tinggi pada tahun ini.

“Swedia belum pernah mengalami hal seperti ini,” kata Kristersson dalam pidatonya yang ditayangkan televisi. “Tidak ada negara lain di Eropa yang mengalami hal seperti ini.”

Ia menambahkan, “UU Swedia tidak dirancang untuk perang antargeng dan tentara anak-anak.”

Kantor berita AP melaporkan bahwa Kristersson baru-baru ini bertemu dengan Wali Kota New York Eric Adams untuk membahas metode memerangi kejahatan di kota itu. [uh/lt]