Partai Komunis Ceko Gagal Menempatkan Satupun Wakilnya di Pemerintahan

Pemimpin dari Partai Komunis Ceko Vojtech Filip berbicara kepada awak media di Prague, pada 9 Oktober 2021, setelah hasil awal pemilu menunjukkan partainya berada di bawah batas suara 5 persen. (Foto: AFP)

Partai Komunis di Republik Ceko kehilangan seluruh 15 kursinya dalam Majelis Deputi yang beranggotakan 200 orang, menyusul pemilihan umum tahun ini. Hal ini menandai titik terendah dalam jejak partai tersebut yang pernah berkuasa di negara bekas wilayah satelit Uni Soviet itu.

Pemerintahan baru terdiri dari koalisi lima partai yang berbeda total dari era lalu di mana partai politik tunggal, Partai Komunis Cekoslovakia, oleh konstitusi digelari sebagai kekuatan tunggal dan memimpin negara dan masyarakat.

BACA JUGA: Rencana Hongaria Bangun Universitas China Pertama di Eropa Picu Kekhawatiran

Pemilih Ceko, yang dipimpin generasi yang lebih muda berusia antara 18 sampai 30 tahun, “menolak total partai tua yang lahir pasca era komunis dan memberi suara mayoritas kepada lima partai yang berjanji akan mempertahankan demokrasi liberal,” kata Jiri Pehe, pakar ilmu politik di Praha, kepada VOA.

Menurut Pehe, pemilihan pada Oktober pada dasarnya menandai akhir dari pencarian identitas “pasca era komunisme.” Partai Komunis kehilangan kekuasaan pada 1989 menyusul runtuhnya Tembok Berlin dan kekuatannya terus terkikis selama tiga dekade.

BACA JUGA: Tokoh Sayap Kanan Petr Fiala Ditunjuk Sebagai Perdana Menteri Republik Ceko

Tahun-tahun menyusul penggulingan Partai Komunis ditandai dengan dukungan kuat untuk demokrasi dan kebebasan, tetapi diikuti oleh masa pencarian identitas.

“Pada tahun 90-an ketika Vaclav Havel menonjol, banyak antusiasme untuk perubahan. Namun seiring waktu, banyak orang yang mendukung perubahan selama masa Havel berkuasa, mulai meragukan proses transformasi dan nilai dari demokrasi liberal, khususnya ketika krisis finansial dan migrasi terjadi,” kata Pehe. [jm/ka]