Mantan Presiden Georgia yang dipenjara, Mikheil Saakashvili, yang melakukan aksi mogok makan sejak 1 Oktober lalu, perlu dirawat inap, karena kondisinya memburuk. Hal itu disampaikan dokternya, Nikoloz Kipshidze, dalam wawancara televisi pada Minggu (10/10).
Saakashvili mendeklarasikan aksi mogok makan setelah ditangkap pada 1 Oktober dan dipenjara di kota Rustavi, beberapa jam setelah pulang ke Georgia setelah absen selama delapan tahun.
BACA JUGA: Partai Berkuasa di Georgia Menang Pilkada Pasca Penangkapan Mantan Presiden SaakashviliSaakashvili dinyatakan bersalah secara in absentia pada 2018 karena menyalahgunakan kekuasaan selama menjabat sebagai presiden. Dia menyebut dakwaan itu bermotif politik.
Dia tinggal di Ukraina dalam beberapa tahun belakangan, tapi bulan lalu mengumumkan rencana untuk kembali ke Georgia untuk mengikuti pemilu lokal yang diadakan pada 2 Oktober, meski dirinya menghadapi hukuman penjara. Ia mengatakan ingin membantu "menyelamatkan negaranya" di tengah krisis politik berkepanjangan.
Belum ada komentar dari otoritas penjara mengenai hal ini. (vm/fw)