Korea Utara, pada Minggu (17/12), menembakkan rudal balistik tak dikenal, kata Penjaga Pantai Jepang dan militer Korea Selatan. Negara itu juga dilaporkan mengutuk unjuk kekuatan militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan menyebutnya sebagai “pratinjau perang nuklir.”
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, rudal tersebut diluncurkan ke arah laut lepas pantai timur Korea Utara. Sekitar 20 menit setelah melaporkan peluncuran tersebut, penjaga pantai Jepang mengatakan bahwa rudal tersebut telah jatuh.
Tampaknya rudal tersebut jatuh di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang, lapor stasiun televisi NTV. Sejauh ini tidak ada detil lebih lanjut.
Peluncuran dilakukan setelah para pejabat di Seoul dan Tokyo memperingatkan bahwa Korea Utara yang memiliki senjata nuklir sedang bersiap melakukan uji coba rudal, termasuk salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) jarak jauhnya pada bulan ini.
Semua aktivitas rudal balistik Korea Utara dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB. Namun, Korea Utara menyatakan bahwa adalah hak kedaulatannya untuk membela diri.
BACA JUGA: AS: Serangan Nuklir Korut akan Akhiri Rezim Kim Jong UnKurang dari setengah jam setelah peluncuran, media pemerintah Korea Utara memuat pernyataan dari kementerian pertahanan yang mengkritik "gangster militer" di Amerika Serikat dan Korea Selatan karena meningkatkan ketegangan melalui latihan, unjuk kekuatan, dan perencanaan perang nuklir. Pernyataan juru bicara kementerian yang tak disebut namanya itu mengutip kedatangan kapal selam bertenaga nuklir USS Missouri di kota pelabuhan Busan di Korea Selatan pada Minggu.
“Angkatan bersenjata DPRK akan sepenuhnya menetralisir upaya Amerika Serikat dan kekuatan antek-anteknya untuk memicu perang nuklir. Hanya itu yang akan menjamin perdamaian dan keamanan di semenanjung Korea,” kata pernyataan itu, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.
Juru bicara itu juga mengkritik Korea Selatan dan Amerika Serikat karena mengadakan pertemuan kedua Kelompok Konsultasi Nuklir di Washington pada Jumat (15/12). Itu adalah bagian dari upaya sekutu untuk menyederhanakan perencanaan perang dan meningkatkan unjuk kekuatan militer sebagai peringatan kepada Korea Utara. [ka/lt]