IAEA: Iran “Tidak Benar-benar Transparan” tentang Program Nuklirnya

  • Associated Press

Direktur Jenderal Badan Nergy Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi (tengah) hadi dalam sebuah pertemuan di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, pada 16 Januari 2024. (Foto: AFP/Fabrice Coffrini)

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Mariano Grossi, pada Selasa (13/2), memperingatkan bahwa Iran “tidak benar-benar transparan” dengan program nuklirnya, khususnya setelah seorang pejabat yang pernah memimpin program itu mengumumkan bahwa pihaknya memiliki semua potongan senjata “di tangan kami.”

Berbicara di World Governments Summit di Dubai, Grossi menyinggung pernyataan yang disampaikan Ali Akbar Salehi akhir pekan lalu. Grossi mencatat "akumulasi kerumitan" di Timur Tengah yang lebih luas, di tengah perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.

Setelah bubarnya kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia, Iran telah melakukan pengayaan nuklir sedikit di bawah level senjata. Iran telah mengumpulkan cukup uranium yang diperkaya untuk membuat beberapa senjata jika mereka mau. Namun, badan-badan intelijen AS dan pihak-pihak lain menilai bahwa Iran belum memulai program senjata.

BACA JUGA: Hizbullah: Jika Gencatan Senjata di Gaza Tercapai, Pertempuran di Perbatasan Lebanon akan Berhenti

Sebaliknya, Israel justru telah lama diyakini memiliki program senjata nuklirnya sendiri.

Iran "menampilkan wajah yang tidak sepenuhnya transparan dalam kegiatan nuklirnya. Tentu saja hal ini meningkatkan bahaya," kata Grossi seraya menambahkan "semakin banyak pembicaraan tentang senjata nuklir, termasuk di Iran baru-baru ini."

"Seorang pejabat tinggi Iran mengatakan, pada kenyataannya, kami memiliki segalanya. Nah, tolong beritahu saya apa yang Anda miliki," tambahnya.

Iran, sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, telah berjanji untuk mengizinkan IAEA mengunjungi fasilitas-fasilitas nuklirnya untuk memastikan bahwa programnya untuk tujuan damai.

Iran juga menyetujui pengawasan tambahan dari IAEA sebagai bagian dari perjanjian nuklir tahun 2015. [em/jm]