Sejumlah kelompok bantuan kemanusian di Korea Selatan mengatakan, mereka kini mengandalkan arus laut untuk mengirim bantuan dan informasi yang dibutuhkan dari dunia luar, ke kawasan-kawasan yang miskin di Korea Utara.
Di Pulau Ganghwa, Laut Kuning, yang terletak sebelah selatan perbatasan antar Korea, sekelompok pembelot dari Korea Utara, serta sejumlah relawan dari kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan, pekan ini memulai pengiriman paket-paket bantuan berisi beras, obat-obatan, dolar Amerika dan informasi terlarang ke Korea Utara, dengan memanfaatkan botol-botol plastik berukuran besar. Arus laut, menurut mereka, akan membawa botol-botol itu ke kota-kota di sepanjang pantai barat Korea Utara.
"Seandainya kita tepat dalam menentukan hari dan waktu pengiriman, bantuan-bantuan itu akan sepenuhnya sampai tujuan," kata Park Jung-oh dari Pusat Pelatihan Kuen Saem di Seoul, yang membantu para pembangkang dari Korea Utara berasimilasi dengan kehidupan di Korea Selatan.
Organisasi-organisasi pembelot Korea Utara, melepaskan balon berisi makanan ringan "Choco Pie" dan selebaran anti-Pyongyang ke arah Utara dekat zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea di Pulau Ganghwa, Barat Laut Seoul, 24 April 2012(Foto:dok)
Park mengatakan, pengiriman bantuan dengan botol yang memanfaatkan arus laut itu, lebih bisa dipercaya dibandingkan dengan menggunakan balon. Balon selama ini sering digunakan kelompok-kelompok aktivis untuk mengirim bantuan, namun umumnya bantuan yang dikirim hanya berisi rekaman film-film dan drama televisi Korea Selatan dan berita-berita yang mengecam pemerintah Kim Jong-un.
Pada pekan ini, bantuan yang dikirim lewat botol itu secara total mengangkut 500 kilogram beras dan 400 memori komputer yang penuh berisi film-film Korea Selatan dan program-program berita asing. Selama tiga tahun terakhir, pengiriman bantuan dengan botol plastik telah 53 kali dijalankan. [ab/uh]