Badan pengawas nuklir PBB mengatakan, pada Rabu (14/12), bahwa tim teknisnya akan mengunjungi Teheran pada Minggu (18/12) untuk menyelesaikan kebuntuan selama bertahun-tahun dalam penyelidikan terhadap temuan partikel uranium yang tidak diumumkan Iran di wilayahnya.
Sudah bertahun-tahun Badan Energi Atom Internasional (IAEA), yang berbasis di Wina, Austria, meminta Iran menjelaskan keberadaan uranium buatan manusia yang tidak diumumkannya itu, yang ditemukan di tiga lokasi berbeda. IAEA juga telah meminta “akses ke lokasi dan bahan baku” itu, serta kumpulan sampelnya.
“Atas undangan Iran, tim teknis IAEA akan berada di Teheran hari Minggu,” ungkap juru bicara IAEA.
Kunjungan pada 18 Desember itu ditujukan untuk “mengatasi masalah pengamanan luar biasa yang dilaporkan sebelumnya,” tambahnya.
Kepala IAEA Rafael Grossi tidak dijadwalkan datang bersama tim tersebut kali ini.
Sebelumnya, pada Rabu (14/12), Iran telah mengatakan bahwa pejabat IAEA akan mengunjungi negaranya untuk menyelesaikan “keambiguan” klaim-klaim mengenai aktivitas rahasia di negara itu.
Masalah itu semakin mempersulit upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 yang telah mati suri semenjak Amerika Serikat menarik diri secara sepihak dari perjanjian itu, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump tahun 2018.
“Interaksi kami dengan lembaga itu terus dilakukan, dan kami harap kami dapat membuat kemajuan yang efektif dengan lembaga tersebut agar dapat mengatasi hambatan dan keambiguan yang ada,” kata Mohammad Eslami, kepala Organisasi Energi Atom Iran, kepada wartawan di Teheran.
Delegasi IAEA sebelumnya berencana mengunjungi Teheran bulan lalu, namun kunjungan itu batal dilakukan setelah dewan gubernur lembaga tersebut menyesalkan kurangnya kerja sama Iran dalam memberikan jawaban yang “secara teknis kredibel.”
Dengan tidak adanya kemajuan, badan itu mengatakan pihaknya tidak dapat menjamin keaslian dan integritas program nuklir Iran.
Jumat lalu, Eslami mengatakan bahwa jejak uranium yang diperkaya, yang ditemukan di Iran, diimpor dari luar negeri.
Perjanjian nuklir tahun 2015 memberikan keringanan sanksi bagi Iran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya, untuk menjamin bahwa Teheran tidak dapat mengembangkan senjata nuklir – sesuatu yang selalu dibantah oleh Iran. [rd/rs]
Forum